Moving Class


A.    PERNYATAAN
SISTEM BELAJAR MENGAJAR MOVING CLASS (KELAS BERPINDAH)
Moving class merupakan sistem belajar mengajar yang bercirikan siswa yang mendatangi pendamping di kelas. Konsep Moving Class mengacu pada pembelajaran kelas yang berpusat pada anak untuk memberikan lingkungan yang dinamis sesuai dengan bidang yang dipelajarinya. Dengan moving class, pada saat subjek mata pelajaran berganti maka siswa akan meninggalkan kelas menuju kelas lain sesuai mata pelajaran yang dijadwalkan, jadi siswa yang mendatangi pendamping, bukan sebaliknya.

B.     PERTANYAAN
  1. Mengapa dokumen IPS yang anda pelajari itu anda anggap sebagai sebuah inovasi? Definisi inovasi mana yang anda gunakan untuk mendukung kesimpulan anda tersebut?
  2. Landasan teoritik apa yang digunakan oleh inovasi dari dokumen yang anda temukan tersebut? Jelaskan ecara singkat karakteristik teori inovasi itu!
  3. Bagaimana proses penerimaan inovasi itu? Faktor-faktor apa yang menjadi pendukung dan penghambat penerimaan inovasi itu!

Mengacu pada definisi inovasi dari Huberman, inovasi yaitu the creative selection, organized and utilization of human and material resource in a new and unique ways which will result in the attaintment of a higher level of achievment for the defined goals and objectives, sistem belajar mengajar movingg class merupakan inovasi dalam pembelajaran IPS, karena sistem belajar mengajar moving class mempunyai karakter inovasi, yang diantaranya karakter inovasi itu adalah :
a)      Innovation involves getting new ideas created, adopted, and used
b)      New ideas are concerned with curriculum ideas, models, objectives, content, process, assessment
c)      The new ideas might be created by the institution or from outside but accepted, adopted and used by the institution.
Karakter ini bisa dilihat dari penerapan moving class yang ciri utamanya siswa yang mendatangi guru/pendamping bukann sebaliknya yaitu guru yang mendatangi siswa, dengan konsep ini para siswa lebih punya waktu untuk bergerak, sehingga selalu segar untuk menerima pelajaran.
Sementara para pendamping, dapat menyiapkan materi terlebih dahulu. Kemampuan belajar setiap anak dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan. Anak-anak akan tumbuh dengan baik jika mereka dilibatkan secara alamiah dalam proses belajar yang didukung lingkungan yang dirancang secara cermat dengan menggunakan konsep yang jelas. Untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam bereksplorasi, mencipta, berpikir kreatif, dan mengembangkan kemampuan lain yang dimiliki siswa, sekolah perlu menerapkan berbagai model pembelajaran yang dikelola dengan sistem Moving Class.
Moving class merupakan sistem belajar mengajar yang bercirikan siswa yang mendatangi pendamping di kelas. Konsep Moving Class mengacu pada pembelajaran kelas yang berpusat pada anak untuk memberikan lingkungan yang dinamis sesuai dengan mata pelajaran yang dipelajarinya. Dengan Moving Class, siswa akan belajar bervariasi dari satu kelas ke kelas lain.
Adapun tujuan penerapan moving class adalah:
1.      Memfasilitasi siswa yang memiliki beraneka macam gaya belajar baik visual, auditori, dan khususnya kinestetik untuk mengembangkan dirinya.
2.      Menyediakan sumber belajar, alat peraga, dan sarana belajar yang sesuai dengan karakter mata pelajaran
3.      Melatih kemandirian, kerjasama, dan kepedulian sosial siswa. Karena dalam moving class mereka akan bertemu dengan siswa lain bahkan dari jenjang yang berbeda setiap ada perpindahan kelas atau pergantian mata pelajaran.
4.      Merangsang seluruh aspek perkembangan dan kecerdasan siswa (multiple intelegent), yaitu :
a.       Linguistic
b.      Logical-mathematical
c.       Musical
d.      Spatial
e.       Bodily-kinesthetic
f.       Naturalistic
g.      Interpersonal
h.      Intrapersonal
i.        Existential (spirituality)

5.      Meningkatkan Kualitas Proses Pembelajaran;
a.       Proses pembelajaran melalui Moving Class akan lebih bermakna karena setiap ruang/laboratorium mata pelajaran dilengkapi dengan perangkat-perangkat pembelajaran sesuai dengan karakteristik mata pelajaran. Jadi setiap siswa yang akan masuk suatu ruang/laboratorium mata pelajaran sudah dikondisikan pemikirannya pada mata pelajaran tersebut.
b.      Pendamping/guru mata pelajaran dapat mengkondisikan ruang/laboratoriumnya sesuai dengan kebutuhan setiap pertemuan tanpa harus terganggu oleh mata pelajaran lain.
6.      Meningkatkan Efektivitas dan Efisiensi Waktu Pembelajaran Pendamping/guru mata pelajaran tetap berada di ruang/laboratorium mata pelajarannya, sehingga waktu pendamping/guru mengajar tidak terganggu dengan hal-hal lain.
7.      Meningkatkan Disiplin Siswa dan Guru
a.       Pendamping/guru akan dituntut datang tepat waktu, karena kunci setiap ruang/laboratorium dipegang oleh masing-masing Pendamping mata pelajaran.
b.      Siswa ditekankan oleh setiap pendamping mata pelajaran untuk masuk tepat waktu pada pada saat pelajarannya.
8.      Meningkatkan keterampilan pendamping/guru dalam memvariasikan metode dan media pembelajaran yang diaplikasikan dalam kehidupan siswa sehari-hari.
9.      Meningkatkan keberanian siswa untuk bertanya, menjawab, mengemukakan pendapat dan bersikap terbuka pada setiap mata pelajaran.
10.  Meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.
11.  Guru memungkinkan untuk mengoptimalkan sumber-sumber belajar dan media pembelajaran yang dimiliki karena penggunaannya tidak terikat oleh keterbatasan sirkulasi dan troubeling.
12.  Pembelajaran dengan Team Teaching mudah dilakukan karena guru-guru dalam mata pelajaran yang sama terkumpul dalam satu tempat sehingga memudahkan dalam koordinasi.
13.  Penilaian terhadap hasil belajar peserta didik lebih obyektif dan optimal karena penilainnya dilakukan secara TIM sehingga dapat mengurangi inkonsistensi dalam penilaian terhadap mata pelajaran tertentu.
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan sistem moving class dalam pembelajaran IPS dapat mencapai tujuan pembelajaran IPS yaitu good citizen, keterampilan sosial dan soft skill, juga memenuhi aspek inovasi yaitu :
ASPEK INOVASI
Aspek
Tradisional
Inovasi
Filosofi
Esensialisme, perenialisme
Reconstructivism/
Constructivism
Tujuan
Intelektualisme
Responsible citizen
Konten
Teori, konsep, fakta disiplin ilmu
Social problems, values
Proses pembelajaran
Pemberian informasi/hafalan
Project-based/ inquiry/ it/studio-based
Evaluasi
Pencil and paper
Performance, portfolio
Sumber
Buku
Buku, masyarakat, internet, jurnal

Untuk penerapan sisitem moving class  dan agar dapat mencapai hasil yang optimal dalam pembelajaran yang dilakukan secara moving class maka perlu ditetapkan strategi pelaksanaannya. Pengorganisasian Pelaksana, tugas, kewajiban dan wewenang, sebagai berikut :
1. Pengelolaan Perpindahan Peserta didik
  1. Peserta didik berpindah ruang belajar sesuai mata pelajaran yang diikuti berdasarkan jadwal yang telah ditetapkan
  2. Waktu perpindahan antar kelas adalah 5 menit.
  3. Peserta didik diberi kebebasan untuk menentukan tempat duduknya sendiri
  4. Peserta didik perlu ditegaskan peraturan tentang penggunaan ruang dan tata tertib dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran serta konsekuensinya
  5. Bel tanda perpindahan suatu kegiatan pembelajaran dibunyikan pada saat pelajaran kurang 5 menit.
  6. Sebelum tersedia loker, peserta didik diperkenankan membawa tas masuk dalam ruang belajar. Kegiatan pembelajaran di Laboratorium dibuat peraturan tersendiri hasil kesepakatan guru dengan laboran
  7. Peserta didik diberi toleransi keterlambatan 10 menit, diluar waktu tersebut peserta didik tidak diperkenankan masuk kelas sebelum melapor kepada guru piket atau Penanggung Jawab Akademik
  8. Keterlambatan berturut-turut lebih dari 3 (tiga) kali diadakan tindakan pembinaan yang dilakukan Penanggung Jawab akademik bersama dengan Guru Pembimbing.
2. Pengelolaan ruang belajar-Mengajar
  1. Guru diperkenankan untuk mengatur ruang belajar sesuai karakteristik mata pelajarannya
  2. Ruang belajar setidak-tidaknya memiliki sarana dan media pembelajaran yang sesuai, Jadwal Mengajar Guru, Tata Tertib Peserta didik dan Daftar Inventaris yang ditempel di dinding.
  3. Ruang belajar dapat dilengkapi dengan perpustakaan referensi dan sarana lainnya yang mendukung proses Pembelajaran
  4. Tiap rumpun Mata pelajaran telah disediakan prasarana multimedia. Penggunaan prasarana diatur oleh Penanggung Jawab Rumpun Mata Pelajaran
  5. Guru bertanggungjawab terhadap ruang belajar yang ditempatinya. Dengan demikian setiap guru memiliki kunci untuk ruang masing-masing.
3. Pengelolaan Administrasi Guru dan Peserta didik
  1. Guru berkewajiban mengisi daftar hadir peserta didik dan guru
  2. Guru membuat catatan-catan tentang kejadian-kejadian di kelas brerdasarkan format yang telah disediakan
  3. Guru mengisi laporan kemajuan belajar peserta didik, absensi peserta didik, keterlambatan peserta didik dan membuat rekapan sesuai format yang disediakan
  4. Guru membuat laporan terhadap hal-hal khusus yang memerlukan penanganan kepada Penanggung Jawab Akademik
  5. Guru membuat Jadwal topik/materi yang diajarkan kepada peserta didik yang ditempel di ruang belajar
4. Pengelolaan Remedial dan Pengayaan
  1. Remedial dan Pengayaan dilaksanakan diluar jam kegiatan Tatap Muka dan Praktik.
  2. Remedial dan Pengayaan dilaksanakan secara Tim Teaching, dimana kolaboran dapat menjadi guru utama pada materi tertentu
  3. Kegiatan Remedial dan Pengayaan dapat menggunakan waktu dalam kegiatan Pembelajaran Tugas Terstruktur (25 menit) maupun Tak terstruktur ( 25 menit ) .
  4. Remedial dan Pengayaan dilaksanakan dalam waktu berbeda maupun secara bersamaan jika memungkinkan, misal : Guru utama memberi pengayaan, sedangkan kolaboran memberi remedial.
  5. Remedial dan Pengayaan dilaksanakan secara berkelanjutan berdasarkan hasil analisis postest , ulangan harian dan ulangan mid semester.
5. Pengelolaan Penilaian
  1. Penilaian dilakukan untuk mengukur proses dan produk hasil pembelajaran
  2. Penilaian Proses dilakukan setiap saat untuk menilai kemajuan belajar peserta didik, sedangkan penilaian produk/hasil belajar dilakukan melalui ulangan harian, mid semester maupun ulangan semester.
  3. Penilaian meliputi Kognitif, Praktik dan Sikap yang disesuaikan dengan peraturan yang telah ditetapkan serta mengacu pada karakteristik mata pelajaran
  4. Hasil penilaian dimasukkan sesuai dengan format yang telah disediakan dalam bentuk file exel yang kemudian diserahkan kepada Penanggung Jawab Akademik
  5. Untuk memudahkan Pengelolaan hasil penilaian maka hasil-hasil penilaian harian yang telah dilaksanakan segera diserahkan kepada Penaggung Jawab Akademik agar dapat dimasukkan kedalam Pengelolaan SIM Sekolah oleh TIM TIK
  6. Tidak diadakan Remedial untuk ujian/ulangan semester. Remedial dilakukan sesuai dengan ketentuan pengelolaan Remedial dan Pengayaan.
  7. Guru mata pelajaran bertanggungjawab dan memiliki kewenangan penuh terhadap hasil penilaian terhadap mata pelajaran yang diampunya. Segala perubahan terhadap hasil penilaian hanya dapat dilakukan oleh guru yang bersangkutan.
Faktor penghambat dalam penerimaan sistem moving class adalah :
1.  Kondisi kelas Belum Ditata Sempurna.
Dalam moving class, seharusnya ruangan kelas lengkapi dengan berbagai sarana-prasarana belajar sesuai mata pelajaran terkait. Dan ruangan kelas, di desain dan di tata sesuai kebutuhan belajar. Sehingga murid bisa belajar dengan nyaman dan didukung dengan alat-alat yang dibutuhkan. Contohnya pada kelas Geografi dilengkapi dengan berbagai buku sumber, peta, globe, dll. Begitu juga dengan pelajaran-pelajaran lainnya.
2.  Sarana Belum Lengkap
Beberapa sarana yang dibutuhkan dalam moving class, belum tersedia. Seperti almari/rak tas, locker, Media Belajar, Bangunan Fisik dan lain-lain.
3.   Sifat Malas
Bagi siswa yang sering membolos, penerapan moving class bisa memberikan peluang yang sangat besar. Kaerna peluang untuk kabur dan melarikan diri dari sekolah sangatlah besar.
4.  Kebersihan Kelas
Selama ini kebersihan kelas sepenuhnya menjadi tangung jawab kelas dibawah kordinasi wali kelas, dengan moving class maka kebersihan menjadi tanggung jawab guru mata pelajaran. Untuk menjaga kebersihan kelas bersama maka siswa yang menempati jam pertama dan atau jam terakhir untuk membersihkan kelas yang ditempati.


DAFTAR PUSTAKA
Bafadal, Ibrahim. 2003. Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah Dasar: dari Sentralisasi menuju Desentralisasi. Jakarta: Bumi Aksara.

Blog inovasi. (2007). Landasan Teori Inovasi Pendidikan. tersedia inovasipendidikan.wordpress.com [22 april 2010]

Tim Sergur Rayon 34 Unpas.2009.Diklat Pendidikan Latihan Profesi Guru.Bandung
Umaedi (1999) Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Directorate Jenderal Pendidikan Dasar dan Menegah, Directorate Pendidikan Menengah Umum. Indonesia, Jakarta